Sumber: Goggle maps Lamin Batu Cermin
Di sebuah sudut Samarinda, di kawasan Kadrie Oening, berdiri Rumah Lamin yang bukan sekadar bangunan tapi juga naskah hidup tentang komunitas, tradisi, dan estetika Kalimantan Timur. Rumah Lamin menyapa dengan atap panjangnya, dinding ukir yang hangat, dan serangkaian ruang bersama yang merayakan kebersamaan tempat di mana tawa keluarga, ritual, dan cerita turun-temurun bertemu.
🏚️ Arsitektur dan Suasana
Rumah Lamin menonjol lewat bentuknya yang memanjang dan atap
tinggi yang menjulang. Interiornya terbagi menjadi ruang-ruang privat
berdampingan dengan ruang publik yang luas untuk berkumpul. Material dominan
adalah kayu lokal yang dipahat indah, dengan motif-motif etnis yang
mengisyaratkan hubungan kuat antara penghuni dan alam sekitar. Cahaya siang
menyusup lembut lewat jendela-jendela kecil, menciptakan suasana hangat yang
mengundang siapa saja untuk duduk bersama sambil minum kopi.
🛞Fungsi Sosial dan Budaya
Lebih dari sekadar rumah, Lamin adalah panggung komunitas:
tempat upacara adat, pertemuan keluarga besar, dan tradisi lisan berlangsung.
Ruang berkumpul di tengah Lamin memfasilitasi dialog antar generasi, anak-anak
belajar sejarah keluarga dari orang tua, dan tetangga bertukar kabar setelah
panen atau pekerjaan lapangan. Kehidupan kolektif itulah yang memberi Lamin
karakternya sebuah bangunan yang hidup bersama warganya.
📍Lokasi dan Akses
Rumah Lamin berada di kawasan Kadrie Oening,
Samarinda Ulu, sebuah area yang dikenal sebagai salah satu ruas perumahan dan
jalan utama di kota Samarinda. Lokasinya strategis, mudah dijangkau dari pusat
kota dan dekat fasilitas umum sehingga membuat Lamin tidak hanya relevan secara
budaya namun juga mudah diakses oleh pengunjung dan peneliti budaya.
❓Yang menarik di Rumah Lamin
Terdapat ukiran kayu dan struktur tradisional yang masih terjaga, dapat kesempatan ikut melihat ritual sederhana atau ngobrol dengan pemilik tentang sejarah keluarga, mempunyai latar foto, video dokumenter pendek, dan storytelling visual yang kaya nuansa. Kalian juga bisa menemukan koleksi budaya seperti mandau, topi khas, pakaian adat, dan pernak-pernik lain yang dipajang rapi di galeri sebagai arsip visual identitas Dayak. Lalu ada juga lahan sekitar lamin digunakan untuk taman, kolam, dan kebun buah yang menambah nuansa terbuka dan edukatif.
Menjaga dan Menghidupkan Warisan
Rumah Lamin seperti ini adalah jendela ke masa lalu yang perlu dirawat. Dukungan lokal, dokumentasi, serta upaya adaptasi fungsi ruang untuk kegiatan edukasi dan pariwisata berkelanjutan dapat memastikan Lamin tetap relevan tanpa kehilangan jiwa tradisionalnya. Lamin Batu Cermin adalah ruang budaya dan destinasi wisata baru di Samarinda yang mengangkat kearifan lokal Suku Dayak lewat bangunan lamin, galeri koleksi, dan pengalaman tradisi yang hidup. Lamin dan Museum Batu Cermin dikembangkan oleh mantan Wali Kota Syahrie Jaang sebagai upaya mengumpulkan dan merawat koleksi barang adat, suvenir, dan artefak yang berkaitan dengan warisan Dayak.
🪇Atraksi dan Pengalaman Interaktif
Pengunjung bisa menyaksikan atraksi budaya seperti tarian Hudoq Tahari dan demo pembuatan minuman tradisional, pengalaman yang memberi konteks hidup pada benda-benda di galeri. Lamin juga menyediakan fasilitas penunjang seperti mushalla, toilet, dan akses jalan yang semakin dibenahi untuk kenyamanan wisatawan.
Tips Berkunjung
Datanglah saat ada atraksi budaya untuk pengalaman maksimal, bawa kamera untuk merekam detail ukiran dan suasana lamin dan tentunya untuk mengabadikan momen.
0 Komentar:
Posting Komentar